slide-1-lingkar-bertahan-768x1024 Pusat Disabilitas Unhas Hadirkan “Lingkar Bertahan" Inisiatif Inklusif untuk Dukungan Kesehatan Mental
sumber: dokumentasipribadi

Makassar, EBS FM Unhas — Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin sukses meluncurkan program Lingkar Bertahan pada hari terakhir penyelenggaraan Festival Titik Koma yang digelar di Aula LPPM Universitas Hasanuddin, Jumat (10/10).

Program Lingkar Bertahan (Bercerita untuk Bertahan) merupakan inisiatif Pusat Disabilitas Unhas sebagai upaya menciptakan lingkungan kampus dan masyarakat yang lebih inklusif bagi penyintas kesehatan mental. Program ini bertujuan menyediakan ruang aman bagi siapa pun yang ingin berbagi cerita, mendukung pemulihan, serta mendorong kolaborasi lintas bidang demi keberlanjutan upaya kesehatan mental.

Program ini berfokus pada tiga pilar utama, yaitu:
1. Lingkar Cerita – ruang aman untuk berbagi dan saling mendengarkan;
2. Lingkar Pemulihan – kegiatan reflektif dan penguatan diri;
3. Lingkar Bertumbuh – kegiatan kampanye, Festival Titik Koma, dan kontribusi sosial.

Lingkar Bertahan dihadirkan sebagai ruang aman untuk saling berbagi, memahami, dan bertahan bersama. Setiap cerita memiliki makna, dan setiap individu berhak untuk pulih tanpa merasa sendirian.

Ketua Panitia Festival Titik Koma, Muh. Dedy Sasmita, S.H., mengajak siapa pun yang merasa kesepian atau membutuhkan pertolongan untuk datang ke Lingkar Bertahan. Ia menegaskan bahwa program ini merupakan ruang berbagi yang aman, bebas dari diskriminasi, dan dapat diakses selama 24 jam sebagai bentuk komitmen nyata terhadap dukungan kesehatan mental yang inklusif dan berkelanjutan.

“Bagi teman-teman yang sedang tidak baik-baik saja, jangan malu dan jangan takut ke Lingkar Bertahan, karena Lingkar Bertahan adalah ruang aman tanpa diskriminasi untuk bercerita. Lingkar Bertahan adalah ruang agar teman-teman tidak merasa sendirian,” ujarnya.

Muhammad Ghiyas Gaspah