
Makassar, EBS FM Unhas — Abdul Haris Agam, pemuda asal Makassar yang akrab disapa Agam Rinjani, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah berhasil mengevakuasi seorang pendaki asal Brasil yang terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Aksi heroik tersebut dilakukan bersama tim SAR gabungan dan menuai apresiasi luas dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka, Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, secara langsung mengundang dan menyerahkan penghargaan kepada Agam beserta tim SAR gabungan di Jakarta, Selasa (1/7).
Sosok Agam dikenal sebagai alumni Jurusan Antropologi Universitas Hasanuddin yang kini berkiprah sebagai pemandu dan porter pendakian Rinjani, sekaligus aktif sebagai relawan dalam berbagai misi penyelamatan pendaki. Dalam evakuasi terakhirnya, Agam bersama tim menemukan korban bernama Juliana Marins dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025), setelah pencarian di medan ekstrem yang penuh risiko.
Dalam pernyataannya melalui akun X resminya, Raja Juli menyampaikan rasa hormat atas keberanian dan solidaritas yang ditunjukkan Agam dan tim.
“Selasa (1/7), saya berkesempatan menyerahkan penghargaan untuk Bang Agam dan kawan-kawan tim SAR gabungan yang terlibat dalam evakuasi korban WNA di Gunung Rinjani. Kerelawanan, rasa kemanusiaan, dan kerja sama lintas batas adalah kekuatan besar bangsa kita. Rasa kemanusiaan mengatasi rasa takut, rintangan, bahkan sekat-sekat identitas. Terima kasih untuk dedikasi dan keberanian kalian. Indonesia bangga!”
Tak hanya menyerahkan penghargaan, Menteri Kehutanan juga memanfaatkan momen tersebut untuk kembali mengingatkan seluruh jajarannya agar memperketat standar operasional prosedur (SOP) dalam kegiatan di kawasan konservasi, demi menjamin keselamatan para pengunjung dan pelestarian ekosistem.
Aksi Agam Rinjani menjadi pengingat pentingnya semangat kemanusiaan dan kolaborasi dalam menghadapi situasi genting di alam bebas, sekaligus menginspirasi banyak pihak akan nilai-nilai pengabdian tanpa pamrih.
Dinda Rizky Shafira