Makassar, EBS FM Unhas — Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, telah tiba di Brasil untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung di Rio de Janeiro selama dua hari, Minggu hingga Senin (6–7/7). Kehadiran ini menjadi momen penting karena merupakan kali pertama Presiden Prabowo mengikuti KTT BRICS setelah Indonesia resmi menjadi anggota penuh per 6 Januari lalu.

Dalam pertemuan tingkat tinggi ini, para pemimpin negara anggota BRICS dijadwalkan membahas berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama. Para pemimpin BRICS akan membahas sejumlah isu politik dan keamanan global, seperti konflik yang berkepanjangan di berbagai kawasan, reformasi tata kelola global dan penguatan multilateralisme, serta isu-isu lainnya seperti tata kelola artificial intelligence, lingkungan dan aksi iklim, serta kesehatan global.

Selain itu, Presiden Prabowo akan mengambil langkah strategis dengan menegaskan peran Indonesia dalam KTT BRICS kali ini.

“Presiden Prabowo yang hadir untuk pertama kalinya akan menggunakan kesempatan ini untuk menyuarakan sikap dan posisi Indonesia sebagai bridge builder dalam berbagai isu global dan upaya kolektif di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu,” dikutip dari pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI.

Sebagai bagian dari Global South sekaligus anggota G20, Indonesia juga akan memanfaatkan forum BRICS sebagai platform untuk memperjuangkan kerja sama internasional yang lebih adil dan inklusif, serta untuk memajukan kepentingan nasional di sektor ekonomi, keuangan, pendidikan, dan teknologi.

Tahun ini, KTT BRICS 2025 mengusung tema “Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance”, dan akan dihadiri oleh lebih dari 30 pemimpin negara anggota BRICS, negara mitra, undangan khusus, serta ketua organisasi internasional.

Setelah pertemuan ini, diharapkan nantinya akan dihasilkan Leaders’ Declaration, sebuah dokumen pernyataan bersama yang mencerminkan komitmen kolektif BRICS terhadap isu-isu politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta keberlanjutan pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam kerangka kerja BRICS.

Muhammad Ghiyas Gaspah