
Makassar, EBS FM Unhas — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah melalui Konferensi Pers Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah, Rabu (12/2).
Seperti diketahui, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan berdasarkan wujudul hilal, yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Dalam metode penentuan awal bulan kamariah, bulan baru dimulai ketika tiga syarat kumulatif terpenuhi pada hari ke-29. Syarat-syarat tersebut meliputi:
• Telah terjadi ijtimak, yaitu posisi bulan berada di antara bumi dan matahari.
• Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam.
• Saat matahari terbenam, piringan atas bulan masih terlihat di atas ufuk.
Kriteria ini merupakan abstraksi dari perintah rukyat dan penggenapan bulan menjadi tiga puluh hari jika hilal tidak terlihat.
Dalam konferensi pers tersebut, M. Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., Sekretaris PP Muhammadiyah, menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah berdasarkan wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
“Berdasarkan hasil hisab tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret, 1 Syawal pada 31 Maret, dan 1 Zulhijah pada 28 Mei,” ujarnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, menekankan pentingnya toleransi dan tasamuh dalam menghadapi perbedaan penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Ia juga mengajak umat Muslim untuk menjadikan Ramadan ini sebagai proses internalisasi nilai yang membentuk jiwa kerohanian yang tinggi.
Muhammad Ghiyas Gaspah