banjir-1024x682 Bencana Banjir di Sulawesi Selatan, Faktor Apa yang Menyebabkan Hal ini? 

Makassar, EBS FM Unhas — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terdapat 11 wilayah yang terdampak daerah bencana banjir. Daerah tersebut diantaranya Barru, Soppeng, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pinrang, Sinjai, Pangkajene dan Kepulauan, serta Pare-Pare. Bencana ini akhirnya memicu berbagai pertanyaan mengapa hal ini kerap terjadi di wilayah Sulsel setiap tahunnya. 

Menurut berbagai penelitian, terdapat 3 faktor mengapa banjir sering terjadi di wilayah Sulsel. Faktor tersebut mencakup faktor meteorologis, geologis, dan penggunaan lahan.

Dalam faktor meteorologis, banjir dijelaskan dapat terjadi karena 3 hal. Pertama yaitu gelombang tropis, gelombang ini terdiri dari Gelombang Kelvin dan Robssy yang sering memicu terjadinya hujan. Gelombang ini juga berinteraksi dengan Osilasi Madden Julia (OMJ) yang meningkatkan peluang terjadinya hujan lebat dibandingkan dengan hari biasanya. Kedua, Osilasi El- Nino Southerns (ENSO) yang mempengaruhi curah hujan di wilayah Sulsel terutama pada wilayah Maros. Ketiga, adanya perubahan dinamika atmosfer yang memicu kecepatan angin pada ketinggian tertentu yang dapat meningkatkan pembentukan awan hujan.

Selanjutnya, pada faktor geologis hal ini dijelaskan dapat terjadi oleh 2 hal. Dilansir dari Journal of Physics Conference Series berjudul “Geological Constraints for Disaster Mitigation Model in South Sulawesi” banjir disebabkan oleh topografi rendah dan daerah muara sungai yang rentan terhadap banjir, deforestasi, tingkat sedimentasi yang tinggi dan urbanisasi sporadis yang memperburuk fungsinya. Selain itu, dalam faktor ini dijelaskan juga bahwa daerah hilir lebih rentan terhadap banjir, dengan perubahan penggunaan lahan yang tidak signifikan.

Pada faktor terakhir,  hal ini dijelaskan dalam 2 jurnal penelitian yang berbeda. “Tank Model Application for Runoff and Infiltration Analysis on Sub-Watersheds in Lalindu River in South East Sulawesi Selatan” dan “Flood Vulnerability Analysis Using the Frequency Ratio Method with the Watershed Ecosystem in Bulukumba Regency, South Sulawesi, Indonesia.”

Dalam 2 jurnal penelitian ini banjir dijelaskan sering terjadi di Sulsel dikarenakan pengelolaan lahan yang tidak terkontrol seperti permasalahan drainase, dan konversi lahan urbanisasi yang peningkatan aliran permukaan yang berkontribusi pada banjir. 

Nur Azizah Azzahra