
Makassar, EBS FM Unhas — Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar nilai tukar dolar AS di Google yang turun ke Rp 8.170. Jika mengacu pada data yang tertera di Google, kurs rupiah menguat lebih dari 50% terhadap dolar AS , Sabtu (1/2).
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, langsung merespons informasi ini yang dikutip dari CNBC Indonesia. Ia menegaskan bahwa nilai tukar dolar AS yang ditampilkan di Google tidak sesuai dengan data resmi Bank Indonesia. Berdasarkan catatan BI, kurs rupiah tercatat sebesar Rp16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025.
“Level nilai tukar USD/IDR Rp 8.100an sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera melakukan koreksi yang diperlukan,” ujar Ramdan Denny Prakoso.
Terlepas dari kesalahan data Google yang menghebohkan masyarakat, ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat rupiah. Masyarakat dapat mendukung ekonomi nasional dengan mencintai produk lokal, tidak menimbun dolar AS, serta menggunakan rupiah dalam transaksi. Berwisata dan berinvestasi di dalam negeri, menggunakan transportasi publik, serta mengurangi impor juga dapat membantu. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya nilai tukar rupiah sangat diperlukan sebagai bagian dari aksi kolektif.
Muhammad Ghiyas Gaspah