Editor: Hervin Al Jumari
Akademia Makassar—Tornado melanda wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung sekitar pukul 15.45 WIB (21/02/2024). Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandung, Jawa Barat, melakukan proses evakuasi terhadap material-material yang hancur sebab tornado, seperti membersihkan jalan dari banyaknya pohon tumbang.
Tak hanya itu, kerugian juga dirasakan oleh warga karena rumah yang diterjang rusak di bagian atapnya. Mengenai korban jiwa, hingga saat ini kepolisian belum mendapatkan data pasti dan masih terus melakukan penyisiran di beberapa bangunan terdampak. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Jawa Barat. Kerusakan parah dialami oleh PT. Kwalram, Kawasan Industri Dwipupari, Borma Rancaekek, Asrama Brimob Polda Jabar, hingga minimarket di Kecamatan Jatinangor.
Bencana alam tornado ini, merupakan bencana yang pertama kali terjadi di Indonesia. Perbedaan antara tornado dan angin puting beliung dapat dilihat dari kecepatannya. Tornado memiliki kecepatan minimal mencapai 70 km/ jam sedangkan angin puting beliung skalanya lebih kecil dan juga tidak berdurasi lama sekitar 5-10 menit.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu mengatakan bahwa kejadian ini terjadi akibat dampak pertumbuhan awan cumulonimbus dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dan skala local.
Dilansir dari republika.com, teguh menambahkan suhu muka laut Indonesia yang relative hangat mendukung penambahan suplai air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Hal ini selaras dengan kelembapan udara di lapiran 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen. Jika ditinjau dari sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatra hal ini mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (Konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jawa Barat.
Leave a Reply