Editor: Hervin Al Jumari
Makassar, EBS FM — Pelecehan seksual semakin sering diterjadi di lingkup akademik. Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menjadi sorotan setelah salah satu Kepala Departemen (Kadep) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menjadi terduga kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswa. Selasa, (02/6/2024).

Saat ini kasus tersebut tengah ditangani sampai ke Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Hasanuddin (Unhas). Ketua Satgas PPKS Unhas, Prof. Farida Patittingi, S. H, M.Hum. mengonfirmasi laporan dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum ketua departemen tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima per tanggal 10 Juni 2024 terdapat 4 korban kasus pelecehan seksual sudah melaporkan ke Satgas PPKS. Menurut keterangan dugaan sementara pelapor dan terlapor sudah masuk proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP). 

 “Telah ada 4 pelapor yang mengadu, mereka semua mahasiswi perempuan. Kita sudah lakukan asesmen, pemeriksaan kepada mereka (termasuk oknum ketua departemen),” tutur Farida. 

Farida menerangkan, kedua pihak hingga saat ini masih aktif melakukan aktivitas di kampus. Salah seorang mahasiswi yang menjadi korban juga disebut baru saja menjalani ujian skripsi. Berdasarkan kronologis yang beredar, bahwa keempat mahasiswa tersebut hendak bimbingan ke ruangan terduga, oknum kadep tersebut rupanya adalah pembimbing tugas akhir (skripsi) juga. Di luar kendali, kadep terduga melakukan gerakan tanpa persetujuan korban. Kejadian ini berlangsung dari Juli 2023- Juni 2024. 

Sejak saat itu, Farida membenarkan bahwa ada korban yang mengalami trauma atas tindakan pelecehan seksual yang dialaminya. Dampaknya, korban tidak mau lagi datang bimbingan sejak Oktober 2023.

“Mahasiswa kita ini ada pula yang trauma, yang akhirnya tidak mau bimbingan lagi. Dari bulan Oktober 2023 sampai saat ini tidak lagi mau datang, karena takut duluan, nanti dipegang lagi katanya,” ungkap Farida.

Farida mengungkapkan Satgas PPKS Unhas akan terus melakukan pendampingan terhadap keempat mahasiswi yang menjadi korban. Namun, Farida mengonfirmasi mereka belum siap diberi pendampingan.

Hervin Al Jumari